DOA KAMI DIDENGAR OLEH
SANG PENGUASA JAGAD RAYA
Allohu Akbar, Allohusama’. Alloh maha besar, alloh maha
mendengar, dan alloh maha kaya. Siapa yang tidak atau belum percaya dan belum
pernah membuktikannya, maka kami adalah termasuk orang-orang yang beruntung.
Karena kami adalah orang-orang yang sangat percaya akan
ke-Maha-an Alloh. Di depan mata kami,
Alloh membuktikan bahwa “Ia”- ada.
Berawal dari kenelangsaan
kami di tahun 2000. Gedung sekolah kami yang berdiri di atas tanah “pinjaman” diminta
oleh yang empunya tanah. Dengan serta merta kami HARUS segera kukut, cancut tali wondo, berpikir keras dan
berusaha menjadi Bandung Bondowoso untuk memindahkan anak-anak kami yang
jumlahnya ratusan ke tempat yang aman. Harus segera mendapatkan tempat guna
kelangsungan sekolah kami dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di
sekolah kami. Tidak ada ganti rugi atau pesangon dari yang empunya tanah
lhooo.... SUER...!
Dengan berbekal tekad dan diiringi dengan doa memohon dari
Yang Maha Kuasa, Sang Empunya Jagad Raya, Presiden Islamiyah waktu itu, Mr.
Bechram Rofiie, dibantu oleh para adipatinya, Mr. Suratno dan Mr. Samingan,
sowan menghadap inceran pemilik gedung Yayasan Pendidikan Islam.
Syukurlah....silaturahmi yang “milik” itu membawa hasil. Kami dipersilakan menggunakan gedung eks panti asuhan yatim
piatu. Matur nuwun tak terhingga kami haturkan
kepada para pengurus Yayasan YPI, yang sebenarnya.....sebagian dari
pengurusnya adalah keponakan dari salah satu adipati-nya Mr. Bechram.
He...he... jadi ya maaf, jika waktu itu ada yang mau “njegal” ya gak mungkin
berhasil. Mosok berani sama PAKDHE-nya. Kualat kaleee...
Akhirnya, selama beberapa tahun kami tinggal di rumah YPI.
Hingga suatu saat, Alloh mendengar lagi doa kami yang lain. Ibu Munjiyah Murshid,
bakule bubur, berkenan menjual sebidang tanahnya di sebelah timur sekolah kami.
Tidak luas, tapi itulah awal dari ke-PD-an kami. Bahwa kami tidak disia-siakan.
Dengan uang patungan yang dipandegani
Mr. Sardjiman almarhum (sebagai penguasa keuangan sekolah), akhirnya tanah itu bisa kami bayar. Lunas!
Alhamdulillah.....
Dasarnya manusia adalah suka minta-minta. Lha gimana, punya
tanah 101 meter persegi, maunya punya 6 kamar kelas, 1 kamar guru, 1 kamar KS,
2 kamar WC. Bagaimana caranya
hayooo...!!! ??? Ya kami harus minta
lagi ke Gusti Alloh to? Lha jalannya itu yang penting. Kami dengan dipimpin
oleh Mr. Doktorandus Haji Maslihan
Saifurrozi sarjana hukum master hukum,
berjualan “kertas cek” ke para orang-orang kaya, orang yang mau menzakati hartanya,
alumni yang peduli, simpatisan yang mesakke kami, dan buanyak lagi yang kami
minta untuk membeli, tidak terkecuali Presiden Ngayogjokarto waktu itu, yang
kami banggakan, Bapak Ir. H. Heri Zudianto. Bahkan ibu-ibu PKK dari Swiss pun ikut
cawe-cawe nyumbang. Yang ajak-ajak Bu Umiasih Basiman.
Akhirnya Gusti Alloh ngijabahi permohonan kami. Tanggal 1
Muhharom 1425 Hijriyah, pembangunan
gedung sekolah kami dimulai. Diawali peletakan batu pertama oleh yang nyumbang
paling banyak waktu itu. Siapa lagi kalau bukan Bapak Ir. H. Heri Zudianto. Dan
diteruskan oleh 5 orang pejuang pembangunan, Pak Tato cs, asal Gunungkidul.
Believe or not......sekolah kami jadi 2 lantai. Kalau mau diceritakan, wah
guayeng poollll..... Soalnya yang mbantu buanyak banget. Ya harta ya tenaga.
Ada yang nyumbang semen 60 sak, pasir ber kolt-kolt, utangan material di warung
material milik pak Yunanto, gawang dan pintu bekase pak Insinyur Haji Hasan BE,
mBah Muji Surat yang tak henti-hentinya memberi ini dan itu, dan masih buanyak
lagi yang tidak bisa kami sebutkan namanya. Saking banyaknya sumbangan. Terima
kasih yang Rabb.... Berilah kepada mereka ganjaran yang layak. Karena merekalah
sekolah kami bisa berdiri. Oleh sebab itu ya Rabb, muliakanlah mereka. Amiin...
Gusti Alloh, jika akan menaikkan derajat ummatnya pasti
diawali dengan ujian. Ujian kelayakan
pertama datang ketika gempa 2006 meluluh lantakkan Jogjakarta. Setelah gempa
pertama, gedung kami yang baru saja jadi
setengah eh setengah jadi tapi sudah digunakan, Alhamdulillah.... selamat. Hasil karya Harun
Nur Rosyid, seorang arsitek yang masih kinyis-kinyis itu dan pejuang
pembangunan Pak Tato cs, selamat dan tetap berdiri kokoh. Artinya, sekolah kami
“lulus” dengan nilai A karena hanya mengalami kerusakan ringan. Hadiahnya, kami
mendapat kompensasi kerusakan akibat
bencana alam.
Dengan
uang kompensasi, dilanjudkan bantuan dari pemerintah melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) 2008, dan bantingan dari rekan-rekan guru lewat utangan koperasi
Makmur, sekolah kembali menggeliat. Finishing gedung lantai 1 dan 2, plus
nambah gedung menjadi 3 lantai. Syukurlah! Tapi uang terkuras habiss. Ya jelas
lah...
Tapi itu tidak berlangsung lama. Lewat tangan ajaib-Nya, Alloh mengirim
uang via mBah Somohardjono adinda almarhum mbah kiyayi haji Muhammad Fadhil. Pagi-pagi, beliau nimbali mantrinya Islamiyah
Mr. Samingan. Disuruh menghadap segera. E.... tak tahunya, beliau mau memberi
uang buanyak banget. Katanya untuk tambah-tambah mbangun Islamiyah. Ya
Alloh......kami semua menangis. Kami saling berpelukan. Tidak disangka tidak
dinyana, ada orang yang mau memberi uang tanpa meminta imbalan. Hanya minta
didoakan dan minta uangnya digunakan sebagai mana mestinya. Insya Alloh
mBah...uang itu manfaat dan barokah. Jariyahnya akan selalu diperhitungkan dan
timbangannnya menjadi semakin berat. Karena uang itu menjadi uang muka sebidang
tanah seluas 400 meter persegi yang kelak akan didirikan sebuah gedung sekolah
2 lantai . Subhanalloh...!
Motor kembali berjalan. Bapak H. Sunardi Sahuri berkenan
memberi Pengajian yang intinya memohon infak, shodaqoh Jariyah kepada para
mantan bimbingan hajinya dan masyarakat Warungboto. Hasilnya lumayan untuk
menambah pelunasan tanah. Ditambah uang dari ibu Hajjah Djati Hudaya almarhum,
dan tentu saja patungan, lagi, tanah 400 m2 sah menjadi milik
Islamiyah alias LUNAS. Subhanalloh.....
Otak terus diputar. Tanah ini harus segera dipergunakan.
Proposal demi proposal diajukan. Bapak Doktorandus Haji Mohammad Ali Shibri
mengawali dengan memberi batako yang jumlahnya ratusan. Dan DAK kembali dikucurkan. Alhamdulillah....
Dana yang sebenarnya hanya untuk 2 ruang kelas, setelah kami irit-irit, malah
menjadi Gedung 2 lantai atau 4 kelas, 3 kamar mandi, 1 ruang UKS plus buku-buku
bacaan dan alat peraga pendidikan kami anggap sebagai bonus yang membahagiakan.
Dan, this is it! Islamiyah Warungboto yang sekarang.
Doa yang terkabulkan. Bukti bahwa Alloh Maha Mendengar, Maha Kaya, lagi Maha Pemurah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Ini adalah pembelajaran hidup dan pembelajaran Keyakinan yang tidak tidak semua orang bisa mendapatkanya. Alhamdulillah. Saya (peulis) yang bukan siapa-siapanya Islamiyah diberi kesempatan untuk belajar hidup dan Keyakinan di lembaga ini. “Pesan” pembakar dari kakakku tercinta menjadi penyemangat. Islamiyah Warungboto tidak boleh mati. Walaupun ada yang ingin membunuhnya. Karena Islamiyah Warungboto adalah AMANAH dari para orang tua sesepuh Warungboto. Dengan susah payah mereka mendirikan lembaga pendidikan berbasis Islam di kampung ini. Lembaga ini telah mencetak manusia-manusia yang berguna bagi diri dan lingkungannya. Manusia-manusia yang memiliki dasar Keyakinan kuat dan berakhlak mulia.
Maka selayaknyalah, kami menjaga AMANAH ini.
InsyaAlloh...kami akan menjaga dan melestarikannya. Ya Alloh, berikanlah kepada
kami kekuatan, keimanan, dan keikhlasan. Kami hanya meminta kepadaMu, karena
Engkaulah Yang Maha Kaya lagi Pemurah.
ARTIKEL ini adalah
sebuah jawaban dari sebuah pertanyaan. “Kok bisa Islamiyah Warungboto memiliki tanah
dan membangun gedung seperti ini?”. Sungguh demi Alloh. Jawabannya hanya 1, “karena kami memiliki Alloh Yang Maha Kaya,
Maha Mendengar , lagi Maha Pemurah”.
Subhanalloh..!
Written by Pudji
Wahyuni Buwono, S.IP., graduated from International relationship, Muhammadiyah
University of Jogjakarta.
salut buat sd islamiyah warungboto yang sekarang sudah semakin berkembang. Sekedar mau tanya web ini dikelola oleh siapa saja ?
BalasHapusSaya Rahmanto alumni angkatan 2010